Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 30 Januari 2013

KEGIATAN BB-PASCAPANEN

BB-Pascapanen juga mempunyai beberapa kegiatan yang menarik, antara lain,

1. Open house pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian

                
Dalam rangka promosi dan sosialisasi inovasi Badan Litbag Pertanian, pada tanggal 23-24 Oktober 2012 BB Pascapanen telah ikut serta dalam kegiatan Open House Pustaka 2012 yang diselenggarakan oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian (PUSTAKA),BOGOR.

                                       
Open House Pustaka dibuka oleh Dr. Haryono, Kepala Badan Litbang Pertanian. Sehubungan dengan kegiatan open house tersebut BB Pascapanen telah ikut serta berpartisipasi dengan menampilkan publikasi ilmiah terbitan BB pascapanen seperti jurnal penelitian dan buletin pascapanen, serta aneka leaflet, beberapa produk aneka tepung kasava, tepung ubi jalar, dan tepung sukun. Peserta Open House Pustaka selain BB Pascapanen adalah BB Puslit/ Puslitbang dan Balai Besar Lingkup Badan Litbang pertanian,antara lain BB Biogen, Puslitbang Horti, Puslitbangnak, dan beberapa perusahaan swasta.

2. Kunjungan Kementerian Pertanian Republik Islam Afganistan

                 
Pada tanggal 2 Oktober dan 11 Oktober 2012 , BB Pascapanen telah menerima kunjungan lapang dari 15 orang pejabat, penyuluh, dan peneliti pertanian dari Kementrian Pertanian Republik Islam Afganistan.
kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara JICA, Pemerintah Republik Indonesia, dan Pemerintah Republik Islam Afganistan untuk menyelenggarakan kegiatan The Third Country On Rice Post Harvest Processing Technology for Afganistan yang diselenggarakan dari tanggal 30 september - 13 oktober 2012.
BB Pascapanen mendapat kehormatan sebagai narasumber untuk memberikan lecture dengan materi Rice Post Harvest Management. dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Laboratorium Penelitian & pengembangan di kampus BB Pascapanen Bogor dan karawang.

3. Snack berkibar di Republik Telo

                                             

Pemanfaatan ubi jalar sebagai bahan utama dalam pembuatan snack merupakan salah satu upaya diversifikasi pangan non beras dan terigu. Ubi jalar juga sudah lama dikenal dan dibudidayakan masyarakat Indonesia sebagai sumber karbohidrat yang dapat diandalkan sebagai komplemen dan suplemen beras. Pangan dalam bentuk snack atau makanan ringan biasanya sebagai pemuas rasa lapar, belum memperhatikan sifat fungsional yang berdampak positif pada kesehatan manusia. Pengembangan snack dari ubi jalar melalui teknologi formulasi ditujukan untuk menghasilkan snack yang bergizi dan berenergi tinggi sehingga mempunyai dampak terhadap kesehatan konsumen.
Pada acara launching “TELO MART, PRODUK K-TELO & TELO BAR DAN DEKLARASI MASYARAKAT UBI JALAR INDONESIA (MUJI)” di PT Repoeblik Telo tepatnya di Kecamatan Lawang, Kabupaten Pasuruan, Malang, Jawa Timur, yang diselenggarakan pada 28 Oktober 2012. Telah di laksaanakan beberapa kegiatan yang diawali dengan peresmian gerai TELO MART yang merupakan gerai baru milik PT Repoeblik Telo yang merupakan Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT). Pada acara peresmian tersebut hadir Walikota Depok, Walikota Malang, Bp. Effendi Khoiri (Anggota DPR), Bpk. Adi Sasono, dan perwakilan dari Badan Litbang Pertanian,hadir perwakilan dari Balai Besar Litbang Pascapanen, Balitkabi dan BPTP Jawa Timur, serta kalangan akademisi dari Univ. Brawidjaja dan LSM (INDEF perwakilan Malang), serta media cetak dan media elektronik lokal.
Salah satu produk yang dilaunching dalam acara ini adalah TELO BAR yang merupakan produk invensi BB Pascapanen, Badan Litbang Pertanian. Produk TELO BAR merupakan pengembangan produk ubi jalar dengan teknologi formulasi snack bar. Snack bar adalah makanan padat dan kompak yang dibuat melalui formulasi bahan tepung dan ingredient lainnya, kemudian dicetak dalam bentuk bar/batangan. Bahan utama snack bar adalah tepung ubi jalar, tepung kacang hijau dan tepung kedelai Teknologi formulasi snack bar terdiri dari (1) Teknologi pembuatan tepung ubi jalar rendah oligosakarida (mengurangi efek flatulensi/kembung), (2) Teknologi reduksi bau langu tepung kacang hijau dan kedelai; (3) Teknologi pembuatan snack bar dengan pencampuran bahan utama dan bahan lainnya dilanjutkan proses pencetakan dan pemanggangan
Hasil analisa snack bar di laboratorium BB Pascapanen menunjukkan energi lebih dari 489 Kkal/100g, kandungan makronutrien dan mikronutrien dapat memenuhi kebutuhan per hari. Hasil teknologi formulasi snack bar yang dikembangkan oleh Balai Besar Litbang Pascapanen kemudian diadopsi oleh Repoeblik Telo untuk diproduksi masal dengan brand TeloBar.
Dalam acara ini telah dideklarasikan pembentukan organisasi Masyarakat Ubi Jalar Indonesia (MUJI) yang diwakili oleh peserta yang hadir dalam acara launching. Tindak lanjut dari deklarasi ini akan dilaksanakan dalam forum tersendiri yang waktunya akan ditentukan kemudian. Presiden PT. Repoeblik Telo (Ir.Unggul Abinowo,MMA) dan Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) menghendaki kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian dapat berlanjut terutama untuk kegiatan pengembangan produk berbasis ubi jalar dan ubi-ubian lainnya.



LAYANAN YANG DISEDIAKAN OLEH BB-PASCAPANEN


Konsultasi
BB-Pascapanen dalam menjalankan fungsinya sebagai mitra dalam usaha bidang pertanian bersedia memberikan layanan konsultasi bidang teknologi pascapanen, terutama yang menyangkut teknik operasional, analisis kelayakan usaha, analisis mutu dan lain-lain yang sangat diperlukan dalam pengembangan sebuah usaha. Sejalan dengan hal tersebut BB-Pascapanen mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama berperan serta untuk mendukung pembangunan bidang pertanian dengan melibatkan kami sebagai institusi penelitian yang senantiasa melakukan inovasi teknologi khususnya bidang pascapanen.
Informasi
Sejalan dengan berkembangnya fungsi informasi sebagai sarana untuk ekspansi usaha dan tidak lagi hanya sebagai pelengkap dalam usaha, maka BB-Pascapanen memandang perlu untuk menjadikan dirinya sebagai Pusat Informasi Teknologi bidang pascapanen pertanian. Sehubungan dengan hal tersebut, kami sebagai institusi bidang penelitian siap untuk memberikan layanan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan usaha ataupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Jasa Analisis Laboratorium
BB-Pascapanen infrastrukturnya dilengkapi dengan laboratorium dan teknisi yang terdidik dan terlatih yang siap memberikan pelayanan analisis seperti :
a.Proksimat
- Karbohidrat- Kadar abu
- Protein- Kadar air
- Lemak
b.Serat makanan dan Serat Kasar
c.Vitamin
d.Logam berat (Pb, Hg, Sn, As, Cd)
e.Mineral dan Logam (Ca, Na, K, P, Mg, Mn, Fe, Zn, Cu, Se, I, Cl)
f.Mutu minyak (asam lemak, BJ, indeks bias, bil. asam, bil. iod,  bil. peroksida, bil. penyabunan)
g.Mutu tepung (amilosa, pati, kekentalan, total asam)
h.Asam amino
i.Viskositas cairan
j.Warna dan derajat putih
k.Asam organik
l.Aktifitas enzim (amilase dan protease)
m.Alkohol
n.Pengawet
o.Pemanis

BB-Pascapanen memiliki fasilitas, diantaranya:
  • HPLC (High Performance Chromatography)
  • GC (Gas Chromatography)
  • Freeze dryer
  • Spray dryer
  • AAS (Atomic Absorpsion Spectrophotometer)
  • Chromameter
  • Spectrophotometer UV-Vis
  • Amilograph Brabender
  • Eveporator
  • Destilasi Fraksinasi
  • Rheometer
  • Micromiller
  • Oven Vacuum
  • Shaker incubator
  • TLC (Thin Layer Chromatography) Scanner
  • Sentifuse

Magang & Pelatihan
Pelayanan lain yang bisa diberikan oleh BB-Pascapanen adalah berupa layanan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM baik untuk mahasiswa , karyawan dan praktisi.
Beberapa kegiatan pelatihan yang pernah dilaksanakan oleh BB-Pascapanen dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Judul Pelatihan/Waktu
Institusi
Peserta
1.
Pengolahan Pala Jumat, 31 Juli 2009Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. BogorPengrajin manisan pala (30 orang)
2.
Produksi Tepung Singkong dan Ubi Jalar Sabtu-Minggu, 25-26 Juli 2009TRUBUSWiraswasta, Dinas/ Pemda (30 orang)
3.
Teknologi Pengolahan Ubikayu 13 Agustus 2008Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kota PekanbaruPenyuluh dan pengrajin rumah tangga (25 orang)
4.
Produksi Tepung Singkong dan Gula Cair Sabtu-Minggu, 15-16 Agt 2009TRUBUSWiraswasta, Dinas/ Pemda (41 orang)
5.
Produksi Tepung Singkong dan Pemanfaatannya serta Pemanfaatan labu kuning sebagai bahan pangan lokal. Selasa-Rabu, 6-7 Oktober 2009.Kantor Ketahanan Pangan Tanah lautIndustri rumah tangga (17 orang)
6.
Teknologi pengolahan pisang, yoghurt, jambu merah dan lain-lain Rabu-Kamis 21–22 Okt 2009Badan Pemberdayaan Perempuan Kab. BogorIndustri rumah tangga (30 orang)
7.
Produksi Tepung Singkong dan Gula Cair Sabtu-Minggu, 24-25 Okt 2009TRUBUSPengusaha/Wiraswasta, Pemda (34 orang)
8.
Produksi Tepung Singkong, nata de kasava dan Gula Cair Sabtu-Minggu, 31Okt-1 Nov 2009TRUBUSPengusaha/Wiraswasta, Pemda (15 orang)
9.
Magang ekstraksi dan enkapsulasi bahan alamiSwastaWiraswasta (2 orang)
10.
Magang Produksi Tepung Kasava-Bimo Nov 2009PT United Pangan NusantaraCalon Mitra 5 orang
11.
Magang pembuatan cornet beef November 2009Dinas Perternakan dan Perkebunan PapuaPegawai Dinas 2 orang
12.
Magang pengolahan tepung kasava, pengolahan rambutan dan mangga 3 Desember 2009Dinas Pertanian Propinsi Sumatera UtaraPegawai Dinas 2 orang
13.
Pelatihan pembuatan tepung kasava, sagu, mi, juice mangga dan pasta/saos cabe 16 Desember 2009Badan Ketahanan Pangan BengkalisBKP, PKK Kabupaten 20 orang
14.Presentasi Teknologi Pengolahan Tepung dan Mi bahan baku pangan lokalBadan Ketahanan Pangan dan Tim Penggerak PKK PusatRakornas Tim Penggerak PKK (±200 orang) dari seluruh provinsi
15.Presentasi Teknologi Pengolahan Tepung bahan baku pangan lokal 17-18 November 2009Tim Penggerak PKK Provinsi NTTRakorda Prov NTT,12 Kab/Kota (±100 orang), Pokja Ketahanan Pangan
16.Pelatihan Teknologi Pengolahan Tepung Kasava dan Mi 18-19 November 2009Kantor Ketahanan Pangan dan PKK NTBKelompok Tani Wanita, PKK, Pokja Ketahanan Pangan
17Pelatihan Teknologi Pengolahan Tepung Ubijalar, Sukun, Labu KuningBadan Ketahanan Pangan Sumutera UtaraPejabat Dinas, Pokja Ketahanan Pangan
18.Pelatihan Teknologi Pengolahan Tepung Kasava dan Labu Kuning serta OlahannyaKantor Ketahanan Pangan Kabupaten Tanah LautIndustri Rumah Tangga, Anggota PKK


baca selengkapnya

PENGEMBANGAN PRODUK BARU "NANO TEKNOLOGI" BADAN LITBANG PERTANIAN


(catatan Roundtable Discussion dengan masyarakat nano di Indonesia di IPB International Convention Center)

Keberadaan nanoteknologi memicu pengembangan produk baru dan aplikasi yang luas dalam berbagai sektor. Nanoteknologi telah melahirkan gelombang revolusi industri dan pengembangannya telah membuka pasar industri bernilai multimilyar dolar dan diperkirakan mencapai US$ 1 trilyun pada tahun 2015 dengan serapan 2 juta pekerja nanoteknologi.

Nanoteknologi diyakini sebagai sebuah konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi industri baru di abad ke-21. Beberapa cabang ilmu terapan dan medis mengadopsi nanoteknologi dan nanosains menjadi fondasi utamanya," kata Nurul Taufiqu Rochman Ketua Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI). Oleh karenanya, berbagai negara di dunia, terutama negara-negara maju, berusaha keras melakukan berbagai strategi penguasaan dan pengembangan nanoteknologi. Strategi pengembangan nanoteknologi pada masing-masing negara tersebut, umumnya mengacu pada kompetensi negaranya.
Sebagai langkah strategis menyongsong era nano teknologi, Badan Litbang Pertanian menyelenggarakan roundtable discussion dengan Masyarakat Nano Indonesia di IPB International Convention Center, Bogor, 5 Mei 2011 pukul 19.00 – 22.00 dalam rangka pengembangan nanoteknologi untuk pangan dan pertanian di Badan Litbang Pertanian. Acara tersebut diisi dengan serangkaian diskusi dan tanya jawab yang melibatkan para pakar, peneliti dan pejabat struktural lainnya.
Diskusi dihadiri oleh Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono dan diikuti oleh Kepala UK/UPT Lingkup Badan Litbang Pertanian dan beberapa peneliti/calon peneliti bidang nanoteknologi. Ketua Masyarakat Nano Indonesia Dr. Nurul Taufiqu Rochman hadir bersama     Ketua Divisi Nano Farmasi dan Kesehatan MNI, Dr. Etik Mardliyati dan beberapa koordinator harian MNI. Mengawali acara, Kepala BB-Pascapanen Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT menyampaikan pengantar mengenai rencana pembangunan laboratorium nano untuk pangan dan pertanian serta pengiriman peneliti BB-Pascapanen untuk mengikuti training nanoteknologi yang diselenggarakan oleh Nanotech Indonesia sebagai inisiasi pengembangan nanoteknologi di Badan Litbang Pertanian.
Ketua MNI menyampaikan presentasi Status Terkini dan Trend Penerapan Nanoteknologi di Sektor Pertanian. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan nanoteknologi, kondisi terkini pengembangan nanoteknologi di Indonesia beserta peluang dan tantangannya, produk pangan dan pertanian berbasis nanoteknologi yang sudah beredar di Indonesia, serta pemanfaatan nanoteknologi berbasis sumber daya alam pertanian. Pengembangan produk nano berbasis pertanian memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan produk lain (contoh: produk elektronik). Produk nano-pertanian memberikan nilai tambah produk pertanian dan meningkatkan daya saing bangsa karena Indonesia memiliki sumber daya alam pertanian yang melimpah dan tidak banyak dimiliki oleh negara lain.
Kepala Badan Litbang Pertanian menyampaikan arahan agar pengembangan nanoteknologi untuk pangan dan pertanian tetap mengacu pada 4 target sukses pembangunan pertanian, yaitu swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Untuk itu diperlukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui program jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek, UK/UPT dapat mengirimkan penelitinya untuk mengikuti training dan short course nanoteknologi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Untuk jangka panjang, UK/UPT dapat mengirimkan para peneliti terutama peneliti muda untuk sekolah S2/S3 bidang nanoteknologi pangan dan pertanian di dalam maupun di luar negeri (peneliti yang berstatus CPNS diperbolehkan untuk mengikuti program ini).
Tercatat dalam diskusi yang dipandu oleh Prof. Kusumo Diwyanto, bahwa UK/UPT Lingkup Badan Litbang Pertanian sebagian besar sudah mulai mengembangkan penelitian dengan pendekatan nanoteknologi, namun fasilitas dan peralatan yang dimiliki belum memadai. Beberapa penelitian yang mulai dikembangkan diantaranya adalah pupuk cair dengan partikel nano, pupuk slow release dengan coating polimer nano, vaksin nanoemulsi untuk aplikasi spray, mikro/nanoemulsi medium chain trigliserida, nanoemulsi pewarna, membran mikrofiltrasi dan lainnya. Beberapa peserta menyampaikan concern-nya terhadap safety issues partikel nano bagi kesehatan dan lingkungan. 
MNI menyambut baik apa yang telah dilakukan UK/UPT Badan Litbang Pertanian dalam merintis penerapan nanoteknologi sebagai salah satu pendekatan dalam penyelesaian masalah bidang pangan dan pertanian. MNI siap memberikan dukungan fasilitas/peralatan penelitian melalui kerangka kerja sama. Hal-hal yang berhubungan dengan aspek keamanan partikel nano terhadap kesehatan dan lingkungan dipertimbangkan dengan mengacu pada standar yang diterapkan pada komponen dalam bentuk makronya (Contoh: SNI kemasan tidak memperbolehkan adanya bahan-bahan berbahaya dalam komponen penyusun kemasan).
Kepala Badan Litbang Pertanian menyatakan bahwa Badan Litbang Pertanian akan go for nanotechnology untuk pangan dan pertanian dan mengharapkan dukungan MNI dalam pengembangan laboratorium dan sumber daya manusianya. Badan Litbang Pertanian akan menciptakan image baru (new brand) untuk istilah ‘litbang’ dimana aspek ‘penelitian’ akan didekati dengan istilah science based activities, dan aspek ‘pengembangan’ diistilahkan sebagai impact based activities. Kedua aspek tersebut akan diperkuat secara bersamaan sehingga Badan Litbang Pertanian akan menghasilkan publikasi ilmiah dan produk hasil penelitian sebagai salah satu bentuk recognition-nya.
Acara diakhiri dengan penandatanganan Naskah Kesepakatan Kerja Sama antara BB-Pascapanen (sebagai koordinator pengembangan nanoteknologi di Badan Litbang Pertanian) dengan MNI. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BB-Pascapanen, Ketua MNI dan Kepala Badan Litbang Pertanian. Lingkup kerja sama tersebut adalah kegiatan penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan penguasaan iptek, pengembangan laboratorium dan sarana pendukungnya serta pengembangan networkkerja sama dengan sesama pelaku pengembangan nanoteknologi dan industri. Kerja sama direncanakan akan dilaksanakan selama 3 tahun.


PENGENALAN TENTANG BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCA PANEN PERTANIAN BOGOR


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian yang beralamatkan di Jl. Tentara Pelajar No. 12 Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu Bogor 16111 - Jawa Barat ini dikepalai oleh Bapak Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT.


Adapun tugas pokok balai adalah :
·         Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian.

Dan memiliki fungsi yaitu :
·         penyusunan program dan evaluasi litbang pascapanen;
·         Pelaksanaan penelitian identifkasi dan karakterisasi sifat fungsional dan mutu hasil pertanian;
·         pelaksanaan penelitian pengolahan hasil, perbaikan mutu, pemanfaatan limbah, dan pengembangan produk baru;
·         pelaksanaan penelitian teknologi proses fisik, kimia dan biologi hasil pertanian;
·         pelaksanaan penelitian sistem mutu dan keamanan pangan hasil pertanian;
·         Pelaksanaan pengembangan sistem informasi teknologi pascapanen pertanian;
·         pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis bidang pascapanen pertanian;
·         pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian.

lihat selengkapnya


     BB-pascapanen memiliki sejarah, diawali padabulan Oktober 2000, muncul gagasan yang dikemukakan oleh Menteri Pertanian saat itu, Bapak Bungaran Saragih bahwa sudah saatnya Departemen Pertanian memiliki institusi penelitian yang menangani bidang pascapanen untuk meningkatkan nilai tambah produk pertania. Gagasan tersebut kemudian bergulir dan ditindaklanjuti oleh pucuk pimpinan Badan Litbang Pertanian.

    Didasari oleh keinginan yang kuat untuk mendukung pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, maka Badan Litbang Pertanian No. Kp. 440.010101.39, tanggal 23 Januari 2001 dengan tugas menyiapkan berdirinya institusi litbang pascapanen. Pentingnya Litbang Pascapanen sebenarnya sudah didambakan sejak lama, dan pernah lahir dalam bentuk Proyek Penelitian Pascapanen Pertanian pada tahun 1985-1990.

   Dalam setahun keegiatan Pokja, lahir Balai Penelitian Pascapanen Pertanian (Balitpasca) dengan dasar hukum Kepmen No. 76/Kpts/T.201/1/2002 tanggal 29 Januari 2002, sebagai institusi eselon III, dan berdomisili di Jakarta, tepatnya Jl. Ragunan 29A, Pasarminggu, Jakarta Selatan. Tugas pokok yang dibebankan kepada Balitpasca adalah melaksanakan kegiatan penelitian bidang pascapanen pertanian. Balitpasca didukung oleh para peneliti dan tenaga administrasi yang berasal dari beberapa institusi lingkup Badan Litbang Pertanian.





Translate

Pengikut